Minggu, 21 April 2013

Makalah_Ulumulqur'an_Makki&Madani

ILMU MAKKI DAN MADANI
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu: Rifngan, S.Ag



Oleh:

   Farida Istikomah                  (123711006)
                                       Ziadatul Aisy                        (123711035) 
  



FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
 AA
ILMU MAKKI DAN MADANI
       I.            PENDAHULUAN

Semua bangsa pasti berusaha untuk melestarikan warisan pemikirannya begitupun dengan Islam, mereka sangat memperhatikan risalah Nabi Muhammad Saw, terlebih lagi Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi yang terbesar dan juga merupakan kitab suci yang menjadi pedoman seluruh umat islam.
Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan perhatian yang besar terhadap penyelidikan surat-surat Al-Qur’an. Mereka meneliti Al-Qur’an ayat demi ayat dan surat demi surat untuk disusun sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkannya sesuai dengan waktu, tempat dan pola kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan kepada peneliti obyektif, gambaran mengenai penyelidikan ilmiah tentang ilmu Makkiyah dan Madaniyah.
Pada umumnya, para pakar Ulum Al-Qur’an membahas permasalahan ini dalam suatu maudlu yang lazim disebut Makkiyah dan Madaniyah. Bila tidak menguasainya, kecuali banyak faidah yang tidak dapat dipetik, juga orang akan banyak mengalami kesulitan dalam mandalami Al-Qur’an. Bahkan seseorang hendak mengetahui Al-Qur’an tanpa memahami apa itu ayat-ayat Makkiyah dan apa itu ayat-ayat Madaniyah, bisa-bisa terjebak ke dalam kesalahan yang fatal.[1]

    II.            RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah ini akan membahas beberapa hal sebagai berikut :

1.      Apa pengertian Makki dan Madani ?
2.      Apa perbedaan antara Makki dan Madani ?
3.      Apa saja contoh ayat-ayat Makki dan Madani ?

 III.            PEMBAHASAN

1.      Pengertian Makki dan Madani

Yang dimaksud dengan Ilmu Makki dan Madani ialah ilmu yang membahas ihwal bagian Al-Qur’an yang Makki dan bagian yang Madani, baik dari segi arti dan maknanya, cara-cara mengetahuinya, atau tanda masing-masingnya, maupun macam-macamnya. Sedangkan yang dimaksud dengan Makki dan Madani ialah bagian-bagian kitab suci Al-Qur’an, dimana ada sebagiannya termasuk Makki dan ada yang termasuk Madani. Yaitu Makki ialah

2.      Perbedaan Antara Makki dan Madani

a)    Dari segi turunnyaMakki adalah yang diturunkan sebelum hijrah meskipun bukan di Mekah. Madani adalah yang diturunkan sesudah hijrah sekalipun bukan di Madinah. Yang diturunkan sesudah hijrah sekalipun di Mekah atau Arafah adalah Madani, seperti yang diturunkan pada tahun penaklukan kota Mekah. Misalnya sepertifirman Allah  yang artinya, "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak …." (An-Nisa': 58). Ayat ini diturunkan di Mekah, dalam Kakbah pada tahun penaklukan Mekah. Atau, yang diturunkan pada haji Wada', seperti firman Allah "Hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Kuridai Islam menjadi agama bagimu." (Al-Maidah: 3).Dalam hadis sahih dari Umar dijelaskan, ayat itu turun pada malam Arafah hari Jumat tahun haji Wada'.Pendapat ini lebih baik dari kedua pendapat berikut, karena ia lebih memberikan kepastian dan konsisten.

b)   Dari segi tempat turunnya. Makki ialah yang turun di Mekah dan sekitarnya, seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyah. Dan, Madani ialah yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba, dan Sil. Pendapat ini mengakibatkan tidak adanya pembagian secara kongkret yang mendua, sebab yang turun dalam perjalanan, di Tabuk atau di Baitul Makdis, tidak termasuk ke dalam salah satu bagiannya, sehingga ia tidak dinamakan makki dan tidak juga madani. Juga mengakibatkan bahwa yang diturunkan di Mekah sesudah hijrah disebut makki.

c)    Dari segi sasarannyaMakki adalah yang seruannya ditujukan kepada penduduk Mekah dan Madani adalah yang seruannya ditujukan kepada penduduk Madinah. Berdasarkan pendapat ini, para pendukungnya menyatakan bahwa ayat Quran yang mengandung seruan yaa ayyuhan naas (wahai manusia) adalah makki, sedang ayat yang mengandung seruan yaa ayyuhal laziina aamanuu (wahai orang-orang yang beriman) adalah madani.[2]

d)   Dari segi ciri-ciri surahnya

v  Surah Makkiyah
a.       Dimulai dengan nida’ (panggilan): “Yaa Ayyuhan Naasu”dan tidak terdapat “Yaa Ayyuhalladzina amanu, terkecuali surat Al-Hajj yang di akhirnya terdapat “Yaa Ayyuhalladzina amanu irka’u wasjudu”.
b.      Di dalamnya terdapat ayat-ayat sajdah (disunnahkan bersujud tilawah jika membacanya).
c.       Di dalamnya terdapat lafal “Kalla”
d.      Mengandunng kisah Nabi-nabi dan umat-umat yang telah lalu, kecuali surat Al-Baqarah.
e.       Terdapat kisah Adam dan Idris, kecuali surat Al-Baqarah.
f.       Surat-suratnya dimulai dengan huruf at-tahajji (huruf yang terpotong-potong), seperti huruf: Kecuali surat Al-Baqarah dan Ali Imran.
g.      Ayat-ayatnya pendek, surat-suratnya pendek.
h.      Mengandung seruan pokok-pokok iman kepada Allah, hari akhir dan menggambarkan keadaan surga dan neraka.
i.        Menyeru manusia berperangai mulia dan berjalan lempang di atas jalan kebajikan.
j.        Mendebat orang-orang musyrik dan menerangkan kesalahan-kesalahan pendirian mereka.
k.      Banyak terdapat lafal sumpah.

v  Surah Madaniyah
a.       Di dalamnya ada izin berperang atau ada penerangan tentang hal perang dan penjelasan tentang hukum-hukumnya.
b.      Di dalamnya terdapat penjelasan bagi hukuman-hukuman tindak pidana, fara’id, hak-hak perdata, peraturan-peraturan yang bersangkut paut dengan bidang keperdataan, kemasyarakatan dan kenegaraan.
c.       Di dalamnya tersebut tentang orang-orang munafik, kecuali surat Al-Ankabut yang diturunkan di Makkah.
d.      Di dalamnya didebat para ahli kitab dan mereka diajak tidak berlebih-lebihan dalam beragama, seperti terdapat dalam surat Al-Baqarah, An-Nisa’, Ali Imran, At-Taubah, dan lain-lain.
e.     Suratnya panjang-panjang, sebagian ayatnya pun panjang-panjang.
f.      Menjelaskan keterangan-keterangan dan dalil-dalil yang menunjukkan kepada hakikat-hakikat keagamaan.[3]

3.      Contoh Ayat-ayat Makki dan Madani

a)      Contoh ayat Makki
Adanya seruan “Yaa Ayyuhan Nasu”

Q.S. Al-Baqarah: 21

Artinya:
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”. (Q.Sal-Baqara:21)

Adanya lafal “Kalla”

Q.S. Al-Mukmin:100

Artinya:
”agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitan 1023”. (Q.S. Al-Mukmin:100)

Adanya ayat “sajdah”

Q.S. Al-A’raf: 206

Artinya:
“Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud”. (Q.S.Al-A’raf: 206)

Adanya kisah Nabi-nabi

Q.S. An-Nisa’: 157
Artinya:
“dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa”. (Q.S.An-Nisa’:157)

b)     Contoh ayat Madani
Adanya izin berperang

Q.S. Al-Hajj: 39
Artinya:
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”. (Q.S. Al-Hajj:39)

Adanya penjelasan bagi hukuman-hukuman tindak pidana

Q.S. Al-Ma’idah: 38
Artinya:
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Q.S. Al-Ma’idah:38)

Tersebut tentang orang-orang munafik

Q.S. Al-Ma’idah:61
Artinya:
“Dan apabila orang-orang (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan: "Kami telah beriman", padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan”. (Q.. Al-Ma’dah:61)

Di dalamnya didebat para ahli kitab

Q.S.Ali Imran: 78
Artinya:
“Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui”. (Q.S.Ali Imran: 78)

Menjelaskan hakikat keagamaan

Q.S.Ali Imran: 18
Artinya:
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. Ali Imran: 18)[4]































 IV.            KESIMPULAN







    V.            PENUTUP

Demikianlah makalah kami ini kami susun, kami sadar bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam penyusunan maupun penyampaian dalam makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

























DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shidieqi,Tenngku Muhammad Hasbi, IlmuIlmu Qur’an (‘Ulum al-Qur’an).                 Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra,2010

Djalal,Abdul, UlumulQur’an. Edisi lengkap. Surabaya: Dunia Ilmu,1998
            : 20:30)

            April 2013 : 21:00)

http://Perbedaan/Makki/dengan/Madani/CintaAgama.htm (diakses 4 Aprl 2013:                             21:15)

http://quran.com/3/18 (diakses 19 Apri 2013: 18:45)





[1] http://marzokey.wordpress.com/2010/02/15/makki-dan-madani/
[2] http://Perbedaan/Makki/dengan/Madani/CintaAgama.htm
[3] Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy; ILMU-ILMU AL-QUR’AN (‘Ulum al-Qur’an), hal.72-74