ILMU
MAKKI DAN MADANI
Disusun
untuk memenuhi tugas
Mata
Kuliah: Ulumul Qur’an
Dosen
Pengampu: Rifngan, S.Ag
Oleh:
Farida Istikomah (123711006)
Ziadatul Aisy (123711035)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
2013
AA
ILMU MAKKI DAN MADANI
I.
PENDAHULUAN
Semua bangsa pasti berusaha untuk melestarikan
warisan pemikirannya begitupun dengan Islam, mereka sangat memperhatikan
risalah Nabi Muhammad Saw, terlebih lagi Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi yang
terbesar dan juga merupakan kitab suci yang menjadi pedoman seluruh umat islam.
Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan
perhatian yang besar terhadap penyelidikan surat-surat Al-Qur’an. Mereka
meneliti Al-Qur’an ayat demi ayat dan surat demi surat untuk disusun sesuai
dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola kalimat. Bahkan
lebih dari itu, mereka mengumpulkannya sesuai dengan waktu, tempat dan pola
kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan kepada peneliti
obyektif, gambaran mengenai penyelidikan ilmiah tentang ilmu
Makkiyah dan Madaniyah.
Pada umumnya, para pakar Ulum Al-Qur’an membahas
permasalahan ini dalam suatu maudlu yang lazim disebut Makkiyah dan Madaniyah.
Bila tidak menguasainya, kecuali banyak faidah yang tidak dapat dipetik, juga
orang akan banyak mengalami kesulitan dalam mandalami Al-Qur’an. Bahkan
seseorang hendak mengetahui Al-Qur’an tanpa memahami apa itu ayat-ayat Makkiyah
dan apa itu ayat-ayat Madaniyah, bisa-bisa terjebak ke dalam kesalahan yang
fatal.[1]
II.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan
masalah makalah ini akan membahas beberapa hal sebagai berikut :
1.
Apa
pengertian Makki dan Madani ?
2.
Apa
perbedaan antara Makki dan Madani ?
3.
Apa
saja contoh ayat-ayat Makki dan Madani ?
III.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Makki dan Madani
Yang
dimaksud dengan Ilmu Makki dan Madani ialah ilmu yang membahas ihwal bagian
Al-Qur’an yang Makki dan bagian yang Madani, baik dari segi arti dan maknanya,
cara-cara mengetahuinya, atau tanda masing-masingnya, maupun macam-macamnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan Makki dan Madani ialah bagian-bagian kitab suci
Al-Qur’an, dimana ada sebagiannya termasuk Makki dan ada yang termasuk Madani.
Yaitu Makki ialah
2.
Perbedaan Antara Makki dan Madani
a)
Dari segi turunnya. Makki adalah yang
diturunkan sebelum hijrah meskipun bukan di Mekah. Madani adalah
yang diturunkan sesudah hijrah sekalipun bukan di Madinah. Yang
diturunkan sesudah hijrah sekalipun di Mekah atau Arafah adalah Madani, seperti
yang diturunkan pada tahun penaklukan kota Mekah. Misalnya sepertifirman
Allah yang artinya, "Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak …." (An-Nisa':
58).
Ayat ini diturunkan di Mekah, dalam Kakbah pada tahun penaklukan Mekah. Atau,
yang diturunkan pada haji Wada', seperti firman Allah , "Hari ini telah
Kusempurnakan untukmu agamamu, telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah
Kuridai Islam menjadi agama bagimu." (Al-Maidah: 3).Dalam hadis
sahih dari Umar dijelaskan, ayat itu turun pada malam Arafah hari Jumat
tahun haji Wada'.Pendapat
ini lebih baik dari kedua pendapat berikut, karena ia lebih memberikan
kepastian dan konsisten.
b)
Dari segi tempat
turunnya. Makki ialah yang turun di Mekah dan sekitarnya, seperti
Mina, Arafah, dan Hudaibiyah. Dan, Madani ialah yang turun di Madinah dan
sekitarnya, seperti Uhud, Quba, dan Sil. Pendapat ini
mengakibatkan tidak adanya pembagian secara kongkret yang mendua, sebab yang
turun dalam perjalanan, di Tabuk atau di Baitul Makdis, tidak termasuk ke dalam
salah satu bagiannya, sehingga ia tidak dinamakan makki dan tidak juga madani.
Juga mengakibatkan bahwa yang diturunkan di Mekah sesudah hijrah disebut makki.
c)
Dari segi sasarannya. Makki adalah yang
seruannya ditujukan kepada penduduk Mekah dan Madani adalah
yang seruannya ditujukan kepada penduduk Madinah. Berdasarkan
pendapat ini, para pendukungnya menyatakan bahwa ayat Quran yang mengandung
seruan yaa ayyuhan naas (wahai manusia) adalah makki, sedang ayat yang
mengandung seruan yaa ayyuhal laziina aamanuu (wahai orang-orang yang beriman)
adalah madani.[2]
d)
Dari segi
ciri-ciri surahnya
v Surah Makkiyah
a.
Dimulai dengan nida’ (panggilan):
“Yaa Ayyuhan Naasu”dan tidak terdapat “Yaa Ayyuhalladzina amanu, terkecuali
surat Al-Hajj yang di akhirnya terdapat “Yaa Ayyuhalladzina amanu irka’u
wasjudu”.
b.
Di dalamnya terdapat ayat-ayat
sajdah (disunnahkan bersujud tilawah jika membacanya).
c.
Di dalamnya terdapat lafal “Kalla”
d.
Mengandunng kisah Nabi-nabi dan
umat-umat yang telah lalu, kecuali surat Al-Baqarah.
e.
Terdapat kisah Adam dan Idris,
kecuali surat Al-Baqarah.
f.
Surat-suratnya dimulai dengan huruf
at-tahajji (huruf yang terpotong-potong), seperti huruf: Kecuali surat
Al-Baqarah dan Ali Imran.
g.
Ayat-ayatnya pendek, surat-suratnya
pendek.
h.
Mengandung seruan pokok-pokok iman
kepada Allah, hari akhir dan menggambarkan keadaan surga dan neraka.
i.
Menyeru manusia berperangai mulia
dan berjalan lempang di atas jalan kebajikan.
j.
Mendebat orang-orang musyrik dan
menerangkan kesalahan-kesalahan pendirian mereka.
k.
Banyak terdapat lafal sumpah.
v Surah Madaniyah
a.
Di dalamnya ada izin berperang atau
ada penerangan tentang hal perang dan penjelasan tentang hukum-hukumnya.
b.
Di dalamnya terdapat penjelasan bagi
hukuman-hukuman tindak pidana, fara’id, hak-hak perdata, peraturan-peraturan
yang bersangkut paut dengan bidang keperdataan, kemasyarakatan dan kenegaraan.
c.
Di dalamnya tersebut tentang
orang-orang munafik, kecuali surat Al-Ankabut yang diturunkan di Makkah.
d.
Di dalamnya didebat para ahli kitab
dan mereka diajak tidak berlebih-lebihan dalam beragama, seperti terdapat dalam
surat Al-Baqarah, An-Nisa’, Ali Imran, At-Taubah, dan lain-lain.
e.
Suratnya panjang-panjang, sebagian
ayatnya pun panjang-panjang.
f.
Menjelaskan keterangan-keterangan
dan dalil-dalil yang menunjukkan kepada hakikat-hakikat keagamaan.[3]
3.
Contoh Ayat-ayat Makki dan Madani
a)
Contoh ayat Makki
Adanya seruan
“Yaa Ayyuhan Nasu”
Q.S. Al-Baqarah: 21
Artinya:
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang
telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”. (Q.Sal-Baqara:21)
Adanya lafal
“Kalla”
Q.S. Al-Mukmin:100
Artinya:
”agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah
perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari
mereka dibangkitan 1023”.
(Q.S. Al-Mukmin:100)
Adanya ayat
“sajdah”
Q.S. Al-A’raf: 206
Artinya:
“Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada
di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka
mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud”. (Q.S.Al-A’raf: 206)
Adanya kisah Nabi-nabi
Q.S. An-Nisa’: 157
Artinya:
“dan
karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa
putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa”. (Q.S.An-Nisa’:157)
b)
Contoh
ayat Madani
Adanya izin berperang
Q.S. Al-Hajj: 39
Artinya:
“Telah diizinkan (berperang) bagi
orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan
sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”. (Q.S. Al-Hajj:39)
Adanya penjelasan bagi hukuman-hukuman
tindak pidana
Q.S. Al-Ma’idah: 38
Artinya:
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan
yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang
mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana” (Q.S.
Al-Ma’idah:38)
Tersebut tentang orang-orang munafik
Q.S. Al-Ma’idah:61
Artinya:
“Dan apabila orang-orang (Yahudi atau
munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan: "Kami telah beriman",
padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada
kamu) dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka
sembunyikan”. (Q..
Al-Ma’dah:61)
Di dalamnya didebat para ahli kitab
Q.S.Ali Imran: 78
Artinya:
“Sesungguhnya diantara mereka ada
segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka
yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan
mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah",
padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang
mereka mengetahui”. (Q.S.Ali
Imran: 78)
Menjelaskan hakikat keagamaan
Q.S.Ali Imran: 18
Artinya:
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan
melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat
dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan
melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. Ali Imran: 18)[4]
IV.
KESIMPULAN
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah kami ini kami susun, kami sadar
bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam penyusunan maupun
penyampaian dalam makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan guna memperbaiki penyusunan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shidieqi,Tenngku Muhammad Hasbi, IlmuIlmu Qur’an (‘Ulum al-Qur’an). Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra,2010
Djalal,Abdul, UlumulQur’an.
Edisi lengkap. Surabaya: Dunia Ilmu,1998
http://marzokey.wordpress.com/2010/02/15/makki-dan-madani/
(diakses 4 April 2013
: 20:30)
April 2013 : 21:00)
http://Perbedaan/Makki/dengan/Madani/CintaAgama.htm
(diakses 4 Aprl 2013: 21:15)
http://quran.com/3/18
(diakses 19 Apri 2013: 18:45)